ROD, JORAN, JEJER VS KEBUTUHAN DAN KEBAHAGIAAN

 Sudah mau jalan dua tahun pandemi covid-19 ini berjalan, sudah mengakibatkan kerugian yang takkan terhitung jumlahnya dari angka positif covid-19 sudah mendekati 2.4 juta jiwa, dengan angka kematian yang tinggi diangka 2.6% atau sekitar 61 ribu yang tewas, belum lagi kerugian ekonomi dimana kehidupan semakin tertekan dan daya beli turun dengan segala kebijakan dalam pemutusan penyebaran pandemi ini. kadang kita hanya bisa menarik napas, mengelus dada dikarenakan takut, gelisah mengenai keselamatan dan kesehatan orang-orang yang kita cintai dan bagaimana cara untuk agar bisa bertahan untuk hidup ditengah segala keterbatasan ini.

Tapi kehidupan adalah anugrah yang harus kita syukuri dan jalani, kehidupan harus tetap berjalan bagaimanapun keadaanya, sesulit apapun itu, karena manusia adalah khalifah dimuka bumi ini (maaf bukan ceramah haya mengutif). manusia diciptakan sempurna sehingga bagaimanapun keadaan kita pasti ada jalan / solusi untuk semua permasalahan yang terjadi hanya saja kadang kita senang mendramatisir masalah masalah kecil dianggap besar, masalah besar dianggap kiamat tidak ada jalan keluar lagi, seharusnya masalah kecil anggap saja tidak ada, masalah besar anggap saja kecil minimal bisa meringankan beban kita. ingat ingatlah apa yang sudah kita miliki bukan yang belum kita miliki agar kita selalu bersyukur atas semua anugrah yang telah diberikannya.

Saya seorang pendidik / dosen disalah satu sekolah tinggi, begitu terasa dampak dari pandemi ini ditambah beban kehidupan hidup semakin besar akibat banyak kebutuhan produk-produk kesehatan yang semakin mahal harganya, aktivitas perkuliahan dilakukan selama 2 tahun ini secara daring tentunya jam kerja saja perhitungannya akan beda saat kuliah tatap muka yang akan mengurangi pada berapa rupiah yang saya bisa bawa kerumah. belum lagi tanggungan keluarga, kesehatan, pendidikan, asuransi kesehatan yang harus ada tepat waktu yang membuat krisis financial. tapi Allah selalu membuka jalan ditengah bencana, selalu ada hikmah dibalik musibah.

Semenjak kecil saya sangat menyukai mancing sampai saat ini, sudah banyak provinsi yang saya kunjungi untuk mengikuti perlombaan galatama baik lokal maupun nasional, semenjak lulus kuliah dan mulai S1, S2 sampai S3 (mohon maaf bukan sombong)  dari mulai bekerja sampai menggur saya selalu mengkoleksi joran-joran tradisional dari berbagai daerah dinusantara mungkin yang paling banyak yang saya koleksi joran bambu cendani dan waregu sudah ada ratusan yang saya koleksi dahulu saya membelinya dari harga 10 ribu sampai paling mahal 80 ribu. disamping koleksi joran-joran modern khusus kejuaran.

jaman sudah berubah dan saya tidak menduganya bahwa joran-joran klasik saat ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi, awalnya hanya temen yang membeli dan kaget saat dia membayar ratusan ribu untuk sebuah joran cendani lajur yang dahulu saya beli hanya kurang dari 30 ribu, permintaanpun semakin banyak bahkan ada sebuah toko dari Bandung akan membeli semua koleksi yang saya miliki tapi saya tidak menjualnya meskipu hanrganya sangat kompetitif karena masih ada rasa sayang apabila pemiliknya nanti tidak bisa mengurusnya. sekarang hanya hitungan jari joran yang saya miliki yang memiliki history dalam dan takan dijual seperti joran warisan dari almarhum ayah, joran yang pernah menjuari kejuaran nasional yang bisa membawasa saya melanjutkan kuliah dan joran yang pertama kali saya beli saat pertama kali saya bekerja. (Jual asset atau investasi asset)? hehe.... semua jawaban benar tergantung keadaan.

dari hasil penjualan joran tersebut saya buat modal buat membuka warung kecil-kecilan dirumah, dari mulai makanan, minuman dll, termasuk menyedikan umpan mancing harian dan oplosan galatama awlnya susah dan dalam seminggu belum tentu ada yang beli meskipun hanya satu bungkus. sayapun memutar otak bagaimana produk umpan dan oplosan tersebut harus laku untuk orang-orang yang saya cintai. jawabannya saat harus kembali ke kolam pancing... karena pemancing butuh bukti bukan hanya iklan. dari kolam satu kekolam lain dengan modal terbatas saya cameback to kolam setiap alhd hasilnya berkat usaha dan pengalaman tidak pernah rugi saya mancing. (kalau dahulu mancing tak pernah menghitung untuk rugi sekarang dihitung... itulah kehidupan sobat) dari mulut kemulut seiringnya waktu permintaan mulai tumbuh dan mulai naik progresnya tentunya ini tidak hanya berkat usaha tetapi doa orang-orang yang kita cintai (note : kalau mancing harus ijin istri biar juara hehe.... karena banyak temen saya istrinya tidak tau kalau suaminya hoby mancing)

Satu tahun sudah berjalan sekarang dari hasil buka warung kecil kecilan dan jualan umpan saya masih bisa bertahan dan dapat mencukupi kebutuhan rumah tangga ditengah ekonomi yang semakin memburuk. Kios kecilpun sudah mampu saya sewa untuk berjualan kebutuhan para pemancing. semua itu atas kehendaknya mungkin ini jalannya agar saya memiliki toko pancing meskipun produk yang dijual masih skala terbatas.

Bagi yang membaca artikel ini dimanapun jangan pernah menyerah dengan keadaan, keyakinan, usaha keras, kejujuran dan doa adalah solusi dari setiap permasalahan yang kita miliki. suks selalu, jaga kesehatan dan keselamatan orang-orang yang kita cintai.

Comments

Popular posts from this blog